Selasa, 12 November 2013

Cerita dari lagu Servant of Evil ( Aku no meshitsukai)

Setelah lama tidak menulis cerita, terakhirsewaktu masih SMP,  akhirnya mencoba menulis lagi. Cerita ini berdasarkan lagu "Aku no meshitsukai" yang dibawakan oleh Kagamine Len. Di LiveJournal, sudah aku tulis, tapi tak tulis ulang di sini.

Cerita ini adalah kelanjutan dari Lagu "Aku no Musume". Tapi yang aku tulis, "Aku no Meshitsukai" dulu saja.



| Aku no meshitsukai |



Diceritakan dalam lagu Aku no meshitsukai, pada suatu hari lahirlah anak kembar identik seorang laki-lagi dan perempuan yang diberkati oleh gereja.  Waktu dalam pertumbuhan mereka, banyak dihabiskan  dengan bermain di taman bunga. Si kembar perempuan -yang bernama Rin- selalu merangkai rangkaian mahkota bunga dan memasangnya di kepala Si kembar laki-laki -yang bernama Len". Hari-hari banyak mereka lalui dengan tertawa bersama.




Waktu terus belalu, hingga datanglah hari yang memisahkan takdir dari sepasang anak kembar tersebut. Saat usia mereka belum genap 10 tahun, sekelompok orang dari Kerajaan Negara tersebut, datang untuk mengambil dan menjadikan Rin sebagai Ratu dari Negara tersebut. Sedangkan Len, dipisahkan dengan Rin, dan diajarkan bagaimana cara menjadi "Pelayan Ratu" yang baik dan sempurna.




Waktu terus berlalu dan kini mereka telah berusia 14 tahun. Rin telah menjadi seseorang yang berkuasa di puncak "Kerajaan Kiiro", yaitu Sang Ratu. Pada hari dimana mereka berusia 14 tahun, Len yang telah dididik untuk menjadi Sang Pelayan yang sempurna, akhirnya menginjakkan kaki ke istana untuk pertama kalinya. Di dalam Istana kerajaan, mereka bertemu untuk pertama kalinya. Rin tidak mengenali Len. Hal ini wajar, karena mereka telah terpisahkan selama bertahun-tahun, tanpa ada kabar satu sama lain. Rin mendapat didik kan khusus untuk menjadi Ratu yang bisa memimpin dengan hati yang tidak mengenal belas kasih. Melihat wajah Rin yang begitu menyesakkan bagi Len, berkatalah Len pada Rin seraya berlutut dan mencium tangan Rin sebagai sumpah setia,
"Meskipun seluruh dunia ini akan membenci Ratu, hamba akan melindungi Ratu. Karena itu, hiduplah dengan bahagia Ratu"

Pada saat itu, Len menyadari bahwa kini tadir mereka telah berbeda, meskipun mereka terlahir sebagai anak kembar. Rin adalah Sang Ratu dan Len adalah Sang pelayan. Tanpa diketahui identitas aslinya oleh Rin, Len bertugas untuk melayaninya. Rin adalah Ratu yang memimpin dengan hati bagai Iblis tanpa belas kasih. Oleh karena itu, Len bertugas untuk melindunginya dari orang-orang yang ingin menyingkirkannya, meskipun itu berarti Len harus menjadi pelayan dari Sang Ratu Iblis.

Pada suatu hari, saat Sang Pelayan menemani Sang Ratu pergi melakukan urusan diplomasi ke Negeri Tetangga, yaitu "Kerjaan Ao", disana Sang Pelayan bertemu dengan seorang "Gadis berambut Hijau". Gadis tersebut memungut topi Sang Pelayan yang terbang tertiup angin. Saat Sang Pelayan mengucapkan "terimakasih", gadis tersebut tersenyum dengan manis dan berkata dengan suara yang lembut "Sampai Jumpa".  Dari situlah Sang Pelayan merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.



Gadis berambut hijau itu adalah Putri dari "Kerajaan Midori". Meskipu demikian Sang Putri senang untuk berteman dan berbagi cerita dengan Sang Pelayan, hingga tumbuh-lah cinta diantara mereka. Namun, tanpa mengetahui apa alasannya, Sang Ratu tampak tidak senang dan benci dengan Sang Putri Kerajaan Midori. Setiap malam Sang Ratu menangis, dan mengharapkan agar Sang Putri lenyap dan hilang keberadaannya di dunia ini. Hingga pada suatu saat, turunlah titah dari Sang Ratu kepada Sang Pelayan untuk meleyapkan Sang Putri dari dunia ini.

"Jika itu adalah keinginan Ratu, maka hamba akan memenuhinya" Jawab Sang Pelayan seraya berlalu meninggalkan kamar Ratu.

Dimalam, di mana Sang Pelayan dan putri bertemu seperti biasa, mereka bercerita satu sama lain. Menceritakan tentang seperti apa Kerajaan impian mereka, menceritakan mengenai beban hidup mereka. Dan saat Sang Putri memeluk Sang Pelayan setelah mendengar beban hidup dari Sang Pelayan, ditusuk-lah jantungnya oleh Sang Pelayan. Sang Pelayan berkata :

"Maaf, ini ku lakukan untuk Ratu ku yaitu Saudara ku"
"Tidak apa, aku mengerti. Aku bersyukur bertemu denganmu" Ujar Sang Putri dengan senyuman di detik-detik terakhir kematiannya.

Pada saat itulah, tanpa disadari menetes air mata Sang Pelayan yang selama ini tidak pernah menetes. Setelah ini Sang Pelayan harus kembali kehadapan Sang Ratu, tanpa menunjukkan ekspresi kehilangan, kesedihan, atau penyesalan. Sang Pelayan harus tetap melayani Sang Ratu agar Sang Ratu dapat tersenyum dengan bahagia.


Tanpa diketahui Sang Ratu,kematian dari Sang Putri Kerajaan Midori telah memancing kemarahan rakyat kerajaan tersebut. Di Kerajaan tersebut terdapat Sang Pendekar "Aka" yang tak terkalah. Tanpa diketahui pula oleh Ratu, Sang Pendekar adalah pengawal setia Sang Putri. Tidak hanya itu, kematian Sang Putri telah memancing kemarahan dan emosi dari Pangeran Kerajaan Ao yang beraliansi dengan Kerajaan Midori. Sang Pangeran dan Sang Pendekar kemudian mengumpulkan massa dari Kerajaan Kiiro dan mengobarkan semangat Revolusi. Mereka percaya bahwa Sang Ratu Iblis adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas kematian dari Sang Putri.

Pada saat itulah Sang Pelayan mulai merasa bahwa ini adalah akhir dari puncak Kekuasaan Sang Ratu. Rakyat dari Kerajaan ini telah terbakar emosi dari rasa penderitaan yang ditanggung akibat Ratu yang tak berbelas kasih. Sang Pendekar tak terkalahkan menuntut balas kematian dari Sang Putri dan mengharap kematian Sang Ratu. Dibawah pimpinan Sang Pendekar dan Sang Pangeran, mereka berhasil menguasai Istana, hingga Sang Ratu dan Sang Pelayan terpojok di ruang Ratu. Pada saat itulah, Sang Pelayan Sang Pelayan berkata...

"Hey Rin, ini aku kasih kamu bajuku. Pakai ini, dan segera selamatkan dirimu. Biarkan aku yang menemui mereka."
" Apakah kamu tahu? kita ini anak kembar. Dengan sedikit berdandan, aku akan sangat mirip denganmu dan pasti tidak akan ada yang sadar"

Pada saat itulah, Sang Ratu mulai teringat kembali kenangan masa kecil. Kenangan mengenai dirinya dan Saudara kembarnya. Ia pun mulai menangis, tapi Sang Pelayan memenangkannya dan memberi Sang Ratu bajunya, dan berkata :

"kita anak kembar. Kalau mereka menyebutmu sebagai Ratu Iblis yang kejam, maka aku juga Pelayan Iblis kejam"

Dan Sang Pelayan pun pergi mengganti baju seraya berlalu meninggalkan Sang Ratu yang masih menangis. Sang Pelayan melangkah mendekati amukan massa yang menanti kehadiran Sang Ratu.



Saat itu, Len berkata pada dirinya, kini  Dia lah Sang Ratu dan Rin adalah Buronan. Dia lah orang yang harus menanggung dosa akibat membunuh orang yang mencintainya, menganggung dosa karena tidak bisa melindungi orang yang dicintainya, menanggung dosa karena tidak bisa menjaga saudara kembarnya. Inilah takdir yang harus ditanggulangnya. Dengan berfikir begitu, Len menemui amukan massa yang menantinya. Dan dia pun tersenyum menirukan senyum licik Rin sambil berkata...

"Dasar, orang-orang yang tidak tahu balas budi"

Len yang dianggap sebagai Rin oleh para Rakyat dari 3 Negara, dimasukkan ke dalam penjara untuk menanti hari eksekusi. Pada saat itu Len teringat  cerita yang ia ceritakan kepada Sang Putri di malam terakhir kematiannya. Len bercerita, dia mempunyai saudara kembar yang sangat manis, yang kini sedang menikmati kekuasaannya. Namun ia memimpin dengan sangat kejam dan tampa kenal belas kasih. Tapi, Len telah berjanji padanya, apapun yang terjadi dia akan melindunginya, meskipun itu harus menjadikannya iblis sekalipun.

Akhirnya, hari eksekusi Sang Ratu tiba. Saat hari eksekusi tiba, Loceng gereja berbunyi, seperti hari dimana mereka terlahir dahulu. Mendengar itu Len, yang kini telah berdiri di hadapan massa yang ingin menyaksikan kematian Sang Ratu, memandangi langit. Ia mulai teringat masa-masa kecil dimana ia biasa bermain dengan Rin. Saat ia memandang gerombolan massa yang sudah tak sabar menanti kematian Sang Ratu, ia melihat sosok Rin yang berlari menerobos kerumanan masa dengan jubah yang menutupi sosoknya. Rin berdiri didepan Len yang dipisahkan dengan pagar batas kerumanan massa. Pada saat itu Rin mulai menangis, namun Len memandanginya dan tetap tersenyum. Kemudian Lonceng gereja berbunyi, bersama dengan itu leher Len saat itu menjadi sosok Sang Ratu, mulai diletakkan di meja pasung... dan sebelum kepalanya mengelinding, Len sempat mengatakan satu kata-kata favorit Sang Ratu yang selalu ia ucapkan saat lonceng gereja berbunyi..

"Wah ini waktunya makan siang"



Detik-detik terakhir sebelum kematiannya, Len sempat memohon pada tuhan, agar dengan kematiannya dia bisa mengajarkan pada Rin rasanya mencintai, kehilangan, menghargai dan segala rasa yang tidak sempat dia ajarkan saat Len melayani Rin. Len juga berharap agar Rin bisa hidup bahagia sebagai Rin, Sang Saudara Kembaranya seutuhnya di suatu tempat. Dan saat ia menatap Rin untuk terakhir kalinya, ia sempat mengumamkan satu hal pada Rin, yaitu

"Kalau nanti aku bisa terlahir lagi, ayo kita main bersama lagi seperti masa kecil dulu"

END

Begitulah kisah dari lagu "Aku no Meshitsukai". Lagu ini masih berlanjut di lagu ke-3 yang dibawakan oleh Rin dengan judul "Regret Message".

Sumber gambar :
http://farm4.static.flickr.com/3617/3341005761_14310eca7c_m.jpg
http://fc08.deviantart.net/fs71/i/2012/210/f/3/vocaloid___servant_of_evil___kagamine_len_part_1_by_miyoaldy-d580o6a.jpg
http://www.youtube.com/watch?v=EeyPnCmXR4s

5 komentar:

  1. sumber ceritanya dari mana kak?

    BalasHapus
  2. @mahda_aulia, ini dari lagu vocaloid - servant of evil

    BalasHapus
  3. @mahda_aulia, ini dari lagu vocaloid - servant of evil

    BalasHapus
  4. Aq nangis denger cerita iniii😢😢

    BalasHapus
  5. Air mata ku jadi nggak bisa berhenti ngalir denger cerita ini

    BalasHapus