Karena adekku masuk FAPET (Fakultas Peternakan UNSOED),
ibuku memberikan adek-ku 2 ayam. Ayamnya adalah Ayam Kate.
Harganya 20.000/ekor kadangnya 45.000. Masih kecil. Inilah aksi adekku menggurus
ayam saat pertama kali.
(Ayam
Kate Pertama tiba dirumah tanggal 26 Mei 2013)
Karena
itu adalah ayam pertama kami sekeluarga, kami nge-blank mau digimanakan tuh
ayam?? Adekku saja baru 1 tahun masuk FAPET dan itu belum dapat Ilmu
Peternakan. Ahaha…. Tapi kata adekku
“
Bawah kandangnya di kasih Koran Mbak, biar ayamnya gak kejeblos-jeblos kalo
jalan”
Weh
lah dalah, aku langsung cari’in Koran untuk ayam kate itu. Hal yang selanjutnya membuat bingung…
“Makan
apa nih ayam?” Kami nggak ada dedek. Alhasil, aku dengan memutar kepala menyatakan
“Dikasih beras aja…” dan aku di suruh ambil beras. Tapi saat dikasihkan, mereka
belum mau makan beras. Terus adikku bilang…
“Kasih
runtukan Hatari Crackers” Aku pun langsung ambil Hatari Crackers meremukannya
dan memberikan ke ayam-ayam itu. Pertama, mereka di beri makan di luar kandang.
Dan mereka mau makan.
Konyolnya
aku, adekku dan ibuku (waktu itu ayahku ke masjid sholat dhuhur) adalah itu
kandang di taruh di dalam rumah. Wkakakaka…. Nah pas ayahku pulang, langsung
bilang “Taruh di luar aja.” Tapi kami kemudian bingung, mau ditaruh mana?
Halaman samping buat bunga-bungaku. Halaman depan teras, nggak pantes. Akhirnya
untuk sementara, di taruh diteras.
Hal
lucu lainnya adalah, karena takut ke dua anak ayam kate itu kedinginan, kamipun
memasukkan kembali kandang ke dalam rumah di malam hari. Di letakkan di dekat
ruang tamu, depan gudang, dekat kamar adekku juga. Dan mereka pun “Piyak… Piyak
” berbunyi terus sepanjang malam. Anehnya, saat ada orang mendekat atau berada
disekitanya, mereka berhenti bersuara. Akhirnya, adekku merasa frustasi, kerena
kamarnya agak dekat dengan kandang kate. Dia menamainya “Ayam Kentir”, dan
meminta ibuku untuk menemani ke dua ayam itu di ruang tamu. Memang tidak
bersuara. Tapi masa ibuku semalaman tidur di ruang tamu.
Aku
tidak begitu tahu proses dan perjuangan merawat ke-2 ayam kate ini. Hal itu
karena aku harus segara kembali ke Jogja. Dan setelah pada bulan Juli aku
kembali, anak ayam kate yang tadinya kecil jadi besar. Ini fotonya :
(Foto Ayam Kate-ku saat pertama kali di beli “Mei”)
(Foto Ayam Kate-ku
pada bulan Juli)
Yang
agak disayangkan adalah, ternyata dua-duanya adalah “babon”. Padahal saat
orangtuaku beli di penjualnya, katanya pasangan. Namun, meskipun agak kecewa
aku tetap suka keduanya, hal itu karena ayam Kate yang sebelah Kanan, jumlah
jari kakinya ada 5. Itu unik. Selain itu mereka juga punya bulu berwarna putih,
yang lembut, halus dan bersih. Oh ya… mereka itu sedang nangkring di dekat atap
loh. Itu cara ayahku melatih ayam kate itu terbang dan ternyata berhasil.