Selasa, 27 Januari 2015

Buku Seribu Bangau [Senbazuru/千羽鶴]


Judul asli: Senbazuru [千羽鶴]
Penulis: Yasunari Kawabata

Judul dalam bahasa indonesia:
"Seribu Bangau"

Penerjemah:
Endah Raharjo

Penerbit Gading, 2015, Yogyakarta
145 halaman + iv
Harga: +/- 48.000

Dalam buku "Mengenal Sastra dan Sastrawan Jepang", Ajib Rosidi (1989, 73) menuliskan bahwa:

    Para kritikus menyebutkan bahwa karya yang berjudul Zenbasuru ini adalah usaha membangkikan keindahan rohanian upacara minum teh. Namun menurut Kawabata, kisah ini adalah sebuah karya negatif yang menyatakan keraguan tentang dan sebagai peringatan akan pendakalan upacara minum teh yang terjadi.

"Seribu Bangau" adalah salah satu karya Yasunari Kawabata yang memenangkan hadiah nobel. Merupakan kisah yang menceritakan kisah tentang hasrat yang menyala, penyesalan, dan juga kenangan yang sangat sensual. Menghubungkan betapa dekat mereka yang hidup dengan yang mati. (Sinopsis dari cover belakang buku) Kawabata dengan novel-novelnya yang banyak berkisah mengenai kematian. Hal ini tidak terlepas dari kisah hidupnya yang banyak mengalami kematian beruntun dari sanak saudaranya.

(Ini adalah novel Seribu Bangau karya Yasunari Kawabata yang saya peroleh dari toko buku Togamas di jalan Afandi)

Jumat, 23 Januari 2015

Perjuangan Menyukai Membaca Sastra

*Note: Bukan tentang lirik

Aku dulu anak linguistik Jepang (yang mempelajari bahasa, termasuk di dalamnya pola kalimat bahasa jepang dll). Dan karena suatu alasan, aku harus mengubah jalur masuk ke sastra Jepang.

Tentu saja, aku kesusahan memahami semua hal yang ada di dunia sastra. Teori sastra, bacaan tentang sastra dan lain sebagainya. Namun, melihat teman-teman yang sepertinya mempunyai dunia yang indah di bidang sastra, akhirnya aku merasa ingin coba bisa menyukai sastra.

Perjuanganku dimulai disaat liburan semester. Karena mungkin, besok aku adalah orang yang harus mengajar mahasiswa di bidang sastra Jepang, maka aku mempunyai tekad untuk memanfaatkan waktuku sebagai mahasiswa dengan banyak-banyak membaca karya sastra Jepang. Agar saat nanti aku mengajar, atau bahkan membimbing mahasiswa, setidaknya aku sudah punya dasar hal itu. Aku tidak ingin jadi dosen yang seadanya saja. Maka, dimulailah kegiatanku membaca segala buku yang berhubungan dengan sastra, khususnya sastra jepang dan teori sastra.

Aku bukan orang yang hobi membaca, baik itu karya sastra ataupun buku teori sastra. Beberapa orang yang aku tanya dan pintar, mereka adalah orang yang suka membaca. Membiasakan diri mereka membaca apapun dalam sehari. Maka aku mencoba. Dari mencoba itu aku menemukan sebuah pengalaman.

Bagi kalian yang sedang berusaha untuk menyukai buku, atau berusaha untuk hobi memaca buku .... cobalah membaca buku yang tipis-tipis saja dulu. Kenapa?
Jika kita membaca buku yang tipis, maka kita akan bisa cenderung lebih mudah menyelesaikannya. Dengan begitu, akan ada rasa kebanggan tersendiri. Dan kita akan merasa ingin mencoba lagi menyelesaikan buku yang lain.
Tapi jika dimulai dengan membaca buku yang tebal, itu akan sangat memakan waktu. Bagi yang baru memulai menyukai membaca, bisa menimbulkan rasa bosan. Jadi menurutku, hindarilah membaca buku yang terbal-tebal.

Jadi dimulai perjuangan membaca dan mengkoleksi buku, terutama buku teori sastra dan sastra jepang.


Beberapa buku yang sedang aku baca selama kuliah.